PENGERTIAN PARAGRAF, JENIS PARAGRAF (INDUKTIF, DEDUKTIF, DESKRIPTIF)
dikutip dari laman Wikipedia; Paragraf atau alinea adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat yang saling berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah wacana mini.
Kegunaan dari paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda. Penggunaan paragraf memudahkan pembaca untuk memahami bacaan secara menyeluruh.
Panjang dari satu paragraf adalah beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf ditentukan oleh cara pengembangan dan ketuntasan uraian gagasan yang disampaikan.
Jumlah kalimat di dalam paragraf dapat menentukan kualitas dari bacaan. Paragraf tersusun dari gagasan utama yang terletak dalam kalimat topik. Selain itu, terdapat kalimat penjelas yang memperjelas kalimat topik.
Paragraf juga berfungsi untuk mengungkapkan pemikiran penulis secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Kriteria sekumpulan kalimat yang dapat menjadi paragraf yaitu adanya kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan sudut pandang yang tidak berubah-ubah.
JENIS PARAGRAF BERDASARKAN TUJUAN
1. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah jenis paragraf yang menampilkan peristiwa secara kronologis dan memiliki alur gagasan yang pasti. Jenis paragraf ini biasanya digunakan sebagai media dalam teknik menulis yang menuntut penggambaran alur cerita yang runtut dan jelas. Struktur jenis paragraf naratif biasanya banyak digunakan dalam teks fiksi yang menggunakan “kisah” sebagai topik utamanya.
Ciri-ciri jenis paragraf naratif adalah ada sebuah peristiwa, ada seorang pelaku, ada waktu dan latar kejadian yang jelas. kejadian yang diceritakan dalam jenis paragraf naratif adalah urut atau kecenderungan memiliki alur yang jelas, misalnya alur maju.
Jenis paragraf naratif dibedakan lagi berdasarkan jenis cerita, yakni narasi ekspositoris dan narasi sugestif. paragraf narasi ekspositoris menampilkan informasi peristiwa yang tepat untuk pembaca ketahui. Sedangkan paragraf narasi sugestif menampilkan kisah fiksi yang sifatnya imajinatif.
Contoh Jenis Paragraf Naratif:
Pada tahun 1959 Awaludinsyah baru berusia 8 tahun. Saat itu dia mulai sering mengunjungi sanggar yang biasanya digunakan orang hamba untuk belajar. Awaludinsyah yang selalu berada di Istana Daruddunia ini nyaris tidak pernah meninggalkan kamarnya. Hal itu tentu bukan keinginannya, namun perintah Sultan Maliksyah, ayahnya saat itu yang sedang dirundung kecemasan karena istananya sedang dalam bahaya. Karena rasa penasarannya, akhirnya Awaludinsyah mulai berani meninggalkan kamarnya tanpa sepengetahuan orang hamba atau pengawal istana. Bahkan sampai di halaman istana saja, Awaludinsyah sudah sangat bahagia.
2. Paragraf Deskriptif
Paragragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan objek dalam teks dengan lengkap dan jelas sehingga pembaca mendapat gambaran objek dengan nyata. Teknik menulis paragraf ini mengandalkan indra, jadi pembaca seolah-olah bisa benar-benar melihat, mendengar, meraba, merasa objek yang diceritakan dalam paragraf. Objek yang yang dideskripsikan dalam paragraf dapat berupa manusia, benda, tempat, waktu atau masa, dan sebagainya.
Jenis paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri menggambarkan benda, orang, makhluk, tempat dan sebagainya dengan detail dan jelas. penggambaran yang ditampilkan merupakan hasil indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan) sang penulis. jenis paragraf ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembaca dan memicu imajinasi mereka tentang cerita tersebut.
Contoh Jenis Paragraf Deskripsi:
Tubuh yang jangkung dan kurus jadi ciri khas Si Ujud. Kulitnya yang putih langsat sering kali dikaitkan dengan rasnya, yakni Seorang Asia. Cara jalan dengan membusungkan dadanya yang rata juga sering menarik perhatian orang disekitarnya. Meskipun terkenal pemarah, Si Ujud tidak segan melemparkan senyuman ke beberapa orang yang ia temui, yang mungkin juga orang yang ia sukai. Sebenarnya dia bukanlah pria tertampan di sekolah, tapi entah mengapa wangi tubuhnya sering kali mendapat teriakan para wanita yang duduk berjajar di depan kantin. Seperti wangi sabun kata mereka. Si Ujud juga jarang bicara, bak radio rusak yang sudah kesulitan mengeluarkan suara.
3. Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif adalah jenis paragraf yang menampilkan kejadian suatu peristiwa dengan tujuan menceritakan kembali atau Reteller. Teknik menulis paragraf ini yakni menyajikan peristiwa atau objek dengan cara menjelaskan, menerangkan, dan memberitahukan informasi tertentu agar pembaca mengetahuinya. Jenis paragraf ini mengandung unsur 5W+1H (What, Who, When, Why, dan How). Gaya penulisan pada jenis paragraf ekspositif adalah bersifat informatif.
Bedanya dengan jenis paragraf deskriptif adalah paragraf ekspositif dapat pula menginformasikan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra. Jenis paragraf ekspositif memiliki ciri-ciri menampilkan definnis dan menampilkan langkah-langkah , metode atau cara melakukan sesuatu tindakan. Jenis paragraf ekspositif antara lain eksposisi definisi, klasifikasi, proses, ilustrasi, berita, pertentangan, perbandingan, dan analisis.
Contoh Jenis Paragraf Ekspositif:
Indonesia akhirnya terpilih sebagai tuan rumah Asian Games 2018 ke-18 di Jakarta dan Palembang. Hasil pemungutan suara menunjukan Surabaya menjadi runner-up bersama Vietnam dan Uni Emirat Arab yang kemudian mengundurkan diri. saat itu Vietnam juga tidak memungkinkan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 karena kendala fasilitas yang mereka punya. Untuk pertama kalinya Pesta Olahraga Asia diselenggarakan bersamaan di dua kota, ibu kota Indonesia Jakarta dan Plembang ibu kota Provinsi Sumatra Selatan. Pembukan dan penutupan acara Asian Games ini diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta eXport dan polo kano untuk pertama kalinya sebagai pekan olahraga eksibisi.
Dalam contoh jenis paragraf ekspositif di atas telah menjawab unsur 5W+1H.
4. Paragraf Persuasif
Paragraf Persuasif adalah jenis paragraf yang menempatkan gagasan untuk membujuk atau mengajak pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan maksud sang penulis. Struktur paragraf persuasif memiliki unsur ajakan, anjuran, atau pemberitahuan pada pembaca dengan maksud tertentu. dalam paragraf ini sang penulis perlu menampilkan bukti, data dan fakta untuk menyakinkan pembaca.
Jenis paragraf persuasif memiliki ciri-ciri yang meyakini bahwa pikiran manusia dapat diubah dan dipengaruhi. itulah sebabnya jenis paragraf ini harus berhasil meyakinkan pembaca, yakni menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dan pembaca. Hal ini agar maksud dari teks dapat tersampaikan seutuhnya. Dalam jenis paragraf persuasif data dan fakta menjadi hal penting yang perlu digali oleh penulis agar teks yang mereka hasilkan berkualitas, alih-alih mengajak pembaca tetapi juga memberi mereka pengetahuan yang luas.
Contoh Jenis Paragraf Persuasif:
Hampir setiap orang menyukai kebersihan, namun tidak semua orang ingin melakukannya. Padahal bagi umat muslim, kebersihan adalah sebagian daripada iman. itulah sebabnya, orang yang menciptakan kebersihan berarti juga memperkokoh keimanannya. Secara fisik, kebersihan juga bisa dirasakan manfaatnya. Meski perlu effort lebih untuk bersih-bersih namun kebersihan juga akan mendatangkan kenyamanan.
5. Paragragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah jenis paragraf yang menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat dari sang penulis terhadap isu tertentu yang disertai dengan data dan fakta. Dalam jenis paragraf ini penulis mengutarakan pendapat beserta alasannya.
Jenis paragraf ini bertujuan meyakinkan pembaca bahwa ide , gagasan, atau pendapat sang penulis adalah benar dan dapat dibuktikan. Paragraf argumentasi memiliki ciri-ciri penjelasan yang padat terhadap sesuatu agar pembaca percaya.
Jenis Paragraf ini biasanya menampilkan sumber ide dari pengamatan, analisis, atau pengalaman. Kemudian paragraf argumentatif akan ditutup dengan kalimat kesimpulan.
Jenis paragraf Argumentasi memiliki tiga pola, yakni pola analogi, pola generalisasi, dan pola hubungan sebab akibat.
Jenis paragraf argumentatif dengan pola analogi menampilkan penalaran induktif dengan membandingkan dua hal untuk menampilkan fakta. Paragraf argumentatif dengan pola generalisasi menampilkan penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan sejumlah data dan fakta. Sedangkan paragraf argumentatif dengan pola hubungan sebab akibat menampilkan fakta khusus yang menjadi penyebab dan akan menghasilkan kesimpulan tertentu sebagai akibat.
Contoh Jenis Paragraf Argumentatif:
Hasil penelitian yang ditulis Jame Ducharme di majalah Time menunjukan cakupan peliputan Covid-19 lebih masif dibanding Ebola. Tak jarang berkat konsumsi berita yang tidak sehat tersebut masyarakat justru kebingungan dan menimbulkan kepanikan berlebih. Kasus yang paling kentara biasanya berkaitan dengan bahasa birokrasi atau pemerintahan dalam merespon Covid-19. Pernyataan-pernyataan kontroversial pemerintahan Indonesia jadi bahan empuk dan diproduksi fenomenal oleh media daring. Sebagai contoh tanggapan Menteri Kesehatan soal masyarakat Indonesia yang kebal Covid-19, nyatanya sampai saat ini kurva kasus covid-19 tak kunjung berkurang. Kemudian, keraguan pemerintah untuk melakukan lockdown, kebijakan soal mudik, maju—mundur Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai yang paling terbaru saat ini adalah sengkarut efektivitas vaksinasi.
JENIS PARAGRAF BERDASARKAN LETAK GAGASAN UTAMA
Kehadiran paragraf dalam teks biasanya ditandai dengan penulisan yang menjorok ke dalam di baris pertama. Satu paragraf harus memiliki ide pokok dan serangkaian kalimat yang berhubungan satu sama lain yang dapat ditemukan.Selain tujuannya, jenis paragraf juga dibagi berdasarkan letak kalimat utamanya, seperti berikut ini.
1. Paragraf Deduktif
paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya berada diawal. jenis paragraf ini bersifat deduksi yang gagasannya berkembang dari umum ke khusus. Kalimat utama paragraf deduktif berada di awal paragraf, sedangkan kalimat penjelas berada tepat setelah kalimat utamanya. Jenis paragraf deduktif memiliki ciri yang ditemukan yakni gagasan utama atau ide pokok berupa pernyataan umum.
Contoh Jenis Paragraf Deduktif:
Jika berbicara soal perpustakaan, elemen-elemen utama dalam hal ini adalah pustakawan. Pustakawan atau orang yang bekerja dalam bidang perpustakaan memiliki peran penting karena pustakawan adalah elemen utama yang berurusan langsung dengan pemustaka. Ruang lingkup perpustakaan telah mengalami perkembangan contohnya perubahan dari pemustaka digital immigrants ke digital native, dari layanan berbasis koleksi ke layanan berbasis pemustaka, dari kebutuhan informasi cetak ke kebutuhan informasi digital, dan sebagainya. Maka sudah tidak asing lagi saat ini istilah-istilah yang berhubungan dengan perkembangan teknologi internet, seperti perpustakaan intelligent, pertumbuhan data yang masif, disruptif, big data, mobilitas pengetahuan dan sebagainya.
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang berkebalikan dari paragraf deduktif, yakni gagasan utama paragraf induktif berada di akhir kalimat dalam paragraf. Jenis paragraf induktif pasti akan diawali dengan penyebutan peristiwa khusus atau penjelasan yang berfungsi untuk mendukung gagasan utama.
Jenis paragraf ini memiliki ciri-ciri menggunakan konjungsi seperti “jadi”, “akhirnya”, “akibatnya”, “oleh karena itu”, “maka dari itu”, berdasarkan uraian di atas”, “dengan demikian”, untuk menghubungkan kalimat pendukung dengan kalimat gagasan utama.
Contoh Jenis Paragraf Induktif:
Nalar ala Socrates juga dapat menempatkan pola pikir untuk menjadi kritis dan skeptis. Berpikir dengan metode Socrates menuntut masyarakat berpikir kritis dan akhirnya juga bersikap kritis. Strategi ini juga menekankan dialog-dialog pemikiran sebagai usaha mengungkapkan sesuatu objek pembahasan menuju pada hakikat terdalamnya. Jadi, Metode ala Socrates ini disebut juga dengan istilah metode kritis atau metode dialektika. Hal inilah yang mengantarkan literasi tidak sesederhana membaca dan menulis saja. Tetapi, literasi menjadi budaya lengkap disertai dengan proses memahami, meliputi, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasikan. Akibatnya orang akan bersikap luwes, kaya pengetahuan, dan memiliki rasa empati tinggi pada suatu diluar dirinya maka dia telah berhasil memaknai literasi.
3. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah jenis paragraf yang menampilkan gagasan pokoknya di tengah paragraf. Jenis paragraf ini memiliki pola khusus-umum-khusus atau kalimat penjelas-kalimat utama-kalimat penjelas.
Kalimat penjelas di awal paragraf ini memiliki fungsi sebagai pengantar atau pembuka. sementara kalimat utama berada ditengah sebagai gagasan utama dalam paragraf ini. Selanjutnya masih ada kalimat penjelas di akhir paragraf yang berfungsi sebagai penegasan atau kesimpulan.
Contoh Jenis Paragraf Ineratif:
Pergeseran yang menghadirkan beragam masalah dan tantangan baru bagi kebudayaan nasional ini memerlukan pilihan-pilihan strategi kebudayaan yang cerdas dan aktual. Masalah substansi yang dihadapi kebudayaan Indonesia saat ini masih berproses pada masalah dan tantangan-tantangan lama. Seperti masalah ketahanan budaya nasional kita yang masih lemah saat berhadapan atau bersaing dengan budaya global. Sebenarnya masalah tersebut adalah tantangan pada kesanggupan kita untuk beradaptasi dengan zaman baru, bahkan ikut mewarnai dan membentuk bangsa yang berkarakter.
sumber: www.gramedia.com dan id.wikipedia.org