Memahami Teks Nonfiksi: Pengertian, Jenis, dan Contohnya - PPPK SDN KUALA TUHA

Update

Agus Saputra, S.Pd.I // Guru Kelas VI

Memahami Teks Nonfiksi: Pengertian, Jenis, dan Contohnya



Memahami Teks Nonfiksi: Pengertian, Jenis, dan Contohnya


Tahukah kamu jika jenis tulisan atau teks dikategorikan menjadi dua, yaitu teks fiksi dan teks nonfiksi. Kedua jenis teks ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar dan sangat terlihat dari esensi tulisannya.

Jika kamu sering membaca tulisan yang berbau hal-hal imajinatif, cerita rekaan, dan non-faktual, maka saat itu kamu sedang menikmati teks fiksi. Begitupun sebaliknya, jika kamu senang membaca tulisan yang formal, akademis, dan faktual, maka hal itu adalah teks nonfiksi.

Pengertian Teks Nonfiksi

Teks nonfiksi adalah tulisan yang ditulis bersandar pada hal-hal yang sifatnya faktual. Biasanya, teks nonfiksi ini memiliki unsur-unsur yang bersinggungan dengan aspek edukatif dan informatif. Sehingga tulisan tersebut dapat dikatakan sebagai kebenaran dari realitas yang terjadi (faktual).

Teks nonfiksi masih dibedakan menjadi dua jenis, ada teks nonfiksi murni dan teks nonfiksi kreatif. 

Teks nonfiksi murni berarti tulisannya dibuat dengan penggambaran asli dan terdapat data orisinal. Contohnya, skripsi, jurnal, makalah, dan biografi. 

Sementara itu, teks nonfiksi kreatif juga menyertakan bukti data orisinal dan dikembangkan menjadi karangan imajinatif. Seperti, artikel dan berita.


Untuk lebih memahami teks nonfiksi, yuk simak ciri-ciri teks nonfiksi berikut.

1. Bahasa yang Formal atau Baku

Ciri teks nonfiksi pertama adalah gaya penyampaiannya yang memakai bahasa baku dan formal sesuai kaidah bahasa. 

Bahasa formal disini berarti tidak menggunakan bahasa tulis gaul maupun bahasa kekinian yang sedang jadi tren.


2. Bahasa Denotatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata denonatif ini berkaitan dengan denotasi. Denotatif artinya makna yang tidak menggunakan perasaan tertentu. Mengarah pada objektivitas dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.

3. Isinya Berisi Fakta dan Bersifat Aktual

Ciri selanjutnya terkait cerita nonfiksi adalah isinya yang berisi fakta dan bersifat aktual. Fakta disini berarti sesuai dengan data yang didapatkan di lapangan atau penelitian yang sudah ada sebelumnya.

4. Tulisan Bersifat Ilmiah Populer

Selain bersifat faktual, tulisan nonfiksi juga memiliki ciri berupa tulisan yang bersifat ilmiah populer atau disesuaikan dengan format pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. 

Ini berarti, cerita nonfiksi tidak harus selalu dengan penulisan yang kaku, melainkan menggunakan bahasa yang sesuai dengan pasar. 

Tulisan nonfiksi biasanya ditulis dari berbagai sumber dengan proses pemilihan diksi atau kata yang cukup mudah dimengerti oleh pembaca. 

Cara yang bisa dipakai adalah dengan mengkombinasi ide lama dari sumber lalu di padukan dengan ide yang kita miliki.


5. Isinya Diambil dari yang Sudah Ada atau Penemuan

Sebelum diterbitkan, umumnya buku nonfiksi telah melalui tahap penyempurnaan atau memperbaiki ide dari penulis.

Untuk itu, bagi penulis yang menulis tema, isi, ide cerita yang serupa dengan tulisan terdahulu, maka akan ditolak oleh penerbit besar. 

Penerbit besar umumnya memiliki kriteria seperti penulis menyerahkan naskah yang mengandung unsur ide baru yang menarik. 

Selain itu, naskah yang akan dipublikasikan tidak boleh sama persis dengan naskah yang sudah ada.


Jenis Teks Nonfiksi

Dunia yang semakin berkembang menghasilkan adanya jenis dari teks nonfiksi yang tertuang di berbagai medium, seperti:

1. Artikel
Pertama, artikel merupakan satu jenis dari teks nonfiksi yang saat ini sedang banyak dinikmati oleh orang-orang. Di era disrupsi seperti sekarang ini, platform artikel ikut berkembang pesat dengan diterbitkan di berbagai media online.

Artikel yang ditulis juga berasal dari tema yang variatif, mulai dari artikel tentang gaya hidup, olahraga, entertainment, politik, dan masih banyak lagi. Karena temanya variatif, maka gaya bahasa dan penulisannya pun ikut menyesuaikan dengan pembaca dan tema.

2. Jurnal Ilmiah
Kedua, ada jurnal ilmiah yang merekapitulasi penelitian-penelitian akademis dari berbagai stakeholder pendidikan, seperti dosen, guru, mahasiswa, peneliti, dan lain-lain. Tentu saja, karena formatnya adalah penelitian ilmiah, maka basis datanya jelas dan teruji secara akademis.

Teknik penulisan ilmiah juga diimplementasikan agar struktur penelitian dapat sesuai kaidah akademis. Maka dari itu, gaya penulisannya juga cenderung formal karena berbasis pada spektrum ilmiah.

3. Biografi
Ketiga, biografi adalah tulisan yang memuat kisah perjalanan hidup dari seseorang. Acap kali biografi dibuat untuk menceritakan kisah inspiratif dari suatu tokoh atau orang yang penting dalam suatu bidang tertentu.

Biografi ini akan ditulis lalu diterbitkan menjadi buku yang akan dijual bebas di toko buku. Oleh karenanya, maka isi dari biografi harus sesuai dengan fakta dan realita sosial yang dialami sang tokoh tersebut.

4. Berita
Keempat, berita merupakan kumpulan informasi faktual mengenai sebuah kejadian atau peristiwa. Beritanya sifatnya harus faktual atau berbasis pada fakta dan aktual yaitu kejadian yang hangat serta dibicarakan banyak orang.

Berita menjadi komponen penting untuk mendiseminasi informasi secara luas kepada masyarakat. Untuk itu, berita tidak boleh mengambil sumber-sumber nonfaktual agar tidak terjadi misinformasi di kalangan masyarakat mengenai suatu peristiwa.


Contoh Teks Nonfiksi
Adapun beberapa contoh dari teks nonfiksi, yaitu:

Artikel

"Alat musik melodis menjadi alat musik yang vital dalam kelangsungan dan harmonisasi suatu simfoni musik. Karena, alat musik melodis memiliki peran untuk melahirkan lantunan nada dan irama dalam satu kesatuan musik. Tentu hal ini cukup berbeda dengan alat melodi ritmis. Alat melodi ritmis merupakan instrumen musik yang tidak menghasilkan nada tetapi menjaga ritme dari nada".

Jurnal Ilmiah

"Pada penelitian berjudul "Disability Theorising and Real-World Educational Practice: A Framework for Understanding" (Gable, 2014) secara konseptual menjelaskan mengenai teori disabilitas yang berkaitan dengan korelasinya dengan siswa penyandang disabilitas. Penelitian juga menguraikan adanya berbagai ketegangan sosial yang memproduksi keprihatinan perihal enkulturasi guru ke dalam pemahaman reduksionis tentang konseptualisasi disabilitas. Hal ini berujung pada adanya pembatasan dalam perkembangan iklim, lingkungan, serta nafas pendidikan yang inklusif".

Biografi

"BJ Habibie pernah berkuliah di jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung pada 1954. Namun, di sana hanya menghabiskan waktu enam bulan untuk studinya. Hal ini karena setahun kemudian ia memilih melanjutkan pendidikan di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule (RWTH), Aachen, Jerman".

Berita

"Kami membicarakan persoalan-persoalan penting dan mendesak terkait masa depan pendidikan nasional, terutama terkait RUU Sisdiknas," ujar Ketua Dewan Pengarah APPI Doni Koesoema A dalam keterangan tertulis, Senin (30/5).